Postingan

Hukum Menyingkat kata-kata : " SWT, SAW, AS, RA, Ass.Wr.Wb.

👉 HUKUM MENYINGKAT KATA-KATA : " SWT, SAW, AS, RA, ASS.WR.WB, 4JJI " 📝 . Di antara kebiasaan sebagian dari saudara-saudara kita kaum Muslimin, tatkala mereka menulis SMS, status/koment FB, ARTIKEL, dll, mereka menyingkat penulisan Asma Allah, Sholawat Nabi, Ucapan Salam, dsb. . Padahal tanpa disadari atau bahkan dianggap remeh, namun sangat besar makna dan faidahnya, yakni kita mendapatkan pahala memuji Allah, bershalawat kepada Nabi-Nya dan mendo'akan para Sahabat, saudara-saudara kita ketika memberi salam/menjawab salam. Tapi apabila diringkas/disingkat menjadi SWT, SAW, AS, RA, ASS.WR.WB, maka itu semua tidaklah memberi makna dan bahkan kita kehilangan keutamaan mendapatkan pahala dari ucapan-ucapan tersebut. . Berikut adalah beberapa fatwa-fatwa dari para Ulama Ahlus Sunnah yang berkaitan dengan pembahasan kita kali ini : . Fatwa Lajnah Ad-Daimah (Dewan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) ■ Soal: Bolehkah menulis huruf SAW yang maksudnya shalawat (ucapan shallal

Sunnah adalah Penjelas Al Quran Secara Rinci

Gambar
SUNNAH ADALAH PENJELAS, PERINCI DAN PENERANG AL QUR’AN . Bismillahirrahmanirrahim . As Sunnah An Nabawiyyah atau Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan penjelas, penerang dan perinci Al Qur’an sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, . “Dan Kami turunkan Ad Dzikr kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.” . - QS. An Nahl [16] : 44 . Dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mulia ini sangat menjelaskan kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Sunnahnya bahwasannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjelaskan isi kandungan Adz Dzikr, dan Adz Dzikr yang dimaksud adalah Al Qur’an kepada manusia dan segala yang dibutuhkan oleh manusia dalam urusan agama dan dunia secara rinci, jelas dan terang benderang. . Tafsir Muyassar, . “Kami turunkan Al Qur’an kepadamu wahai Rasul, agar kamu menjelaskan kepada manusi

Demonstrasi Bukan Adab Islam

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِي سُلْطَانٍ فَلا يُبْدِهِ عَلانِيَةً وَلَكِنْ يَأْخُذُ بِيَدِهِ فَيَخْلُوا بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ “Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa, janganlah ia menampakkannya terang-terangan. Akan tetapi hendaklah ia meraih tangan sang penguasa, lalu menyepi dengannya lalu sampaikan nasihatnya. Jika nasihat itu diterima, maka itulah yang diinginkan. Namun jika tidak, maka sungguh ia telah melaksanakan kewajiban (menasihati penguasa).”  [HR. Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah dari ‘Iyadh bin Ganm radhiyallahu’anhu, dishahihkan Al-Muhaddits Asy-Syaikh Al-Albani dalam  Zhilalul Jannah : 1096] Beberapa Pelajaran: 1) Sebaliknya, kaum Khawarij menyelisihi cara menasihati penguasa yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan diamalkan para sahabat ini. Tabi’in yang Mulia Sa’id b

Hanya Satu Jalan Menuju Allah Azza Wa Jalla

Hanya Satu Jalan Menuju Allah Azza Wa Jalla Oleh : Syaikh Abdul Malik Bin Ahmad Ramdhani Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang menjamin nikmat Islam bagimu hanya satu, tidak bercabang. Allah telah menetapkan keberuntungan hanya untuk satu golongan saja. Allah berfirman. أُوْلاَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلآَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. [Al Mujadalah:22]. Dan Dia (Allah) menetapkan kemenangan hanya untuk mereka pula. Allah berfirman. وَمَن يَتَوَلَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُونَ Dan barangsiapa mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. [Al Maidah:56]. Bagaimanapun, jika anda mencari dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka anda tidak akan menemukan di dalamnya

Dalil Lengkap Haramnya Mengucapkan dan Merayakan Hari Natal dan Tahun Baru

Belum lama ini sebuah media memuat salah satu pernyataan tokoh liberal yang menyebutkan bahwasannya tidak ada larangan mengucapkan selamat natal baik dalam Al-Quran maupun  hadis . “ Nggak ada larangan, baik di Quran maupun hadis, untuk ucapan selamat natal, Ustadz.. Coba aja dicari ”, ungkapnya. Benarkah demikian? Ternyata tidak demikian kenyataannya. Baiklah, pada kesempatan kali ini -setelah memohon taufik kepada Allah  ‘azzwajalla – penulis akan memaparkan dalil-dalil tersebut. Mari kita simak pemaparannya berikut ini. Dalil pertama : firman Allah  ta’ala , وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا “Hamba-hamba Allah yang Maha belas kasih sayang, yaitu orang-orang yang tidak mau menghadiri atau menyaksikan upacara agama kaum musyrik (Az-zuur). Jika mereka melewati tempat yang sedang digunakan untuk upacara agama oleh kaum musyrik, mereka segera berlalu dengan sikap baik”  (QS. Al-Furqon, 72). Makna kata  Az-zuur  dalam ayat